Belakang Telingaku


Aku mengenal hidup seperti aku mengenal belakang telingaku. Tahu persis itu ada, tetapi kerap terlupakan dan tak terlihat

Kepercayaan diri kerap jadi penunjuk jalan, tak selalu benar memang, tapi siapa sih yang jalannya selalu benar?

Bahkan ada kalanya benar-benar seperti orang buta. Hanya karena aku punya sedikit bakat nekad dan gila saja berlari masih tanpa peduli

Kaki terantuk sedikit berdarah, bahkan mungkin patah kaki, aku percaya sering sembuh sendiri selama jalan masih terus dilakukan. Belum sanggup berlari, kurangi kecepatan.

Hasil adalah misteri sementara proses adalah sebuah kenikmatan saat dijalani penuh dengan dinamika dan peluang. Lagian siapa pula yang selalu berhasil. Yang pasti semua orang harus berproses. Hasil bukan urusan kita nampaknya.

Aku yakin seyakin-yakinnya seperti keberadaan belakang telingaku. Hidup ini kukenal seperti aku berlari menyusurinya. Gelap-buta, terantuk bahkan patah kaki. Dan saat belum sanggup berlari, untuk sementara tak papalah kurangi kecepatan.

Semoga hari ini aku sedang diingatkan. Aku punya belakang telinga.

Bandarlampung, Februari 2009