Warkop-LPG; Matei, Lu Lagi-Lu Lagi
INI BARU RENCANA SINOPSISNYA
Judul: Warkop-LPG; Matei, Lu Lagi-Lu Lagi
Film ini dibuat untuk memperingati setahun Komunitas Stand-up Comedy Indonesia di Lampung
TOKOH UTAMA –
Kisah ini adalah sebuah penghormatan –indeed a tribute- kepada Warkop-DKI yang menginspirasi banyak seniman Indonesia untuk berkarya. Semuanya kami mintakan kesediaan untuk TERIAKKAN WOOY, lucu nggak lucu, salam kembali!
Syahdan tiga meranai jak tiyuh berangkat ke Tanjungkarang karena bercita-cita menjadi mahasiswa. Cita-citanya jadi MAHASISWA! Sebagai perwakilan lulusan sekolahnya masing-masing, mereka mendapat beasiswa pemda untuk bersekolah di INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA di Lampung.
Leman adalah anak bungsu nelayan asal Palas, sebelah sana jauh Kalianda. Sementara Pardin ayahnya seorang polisi di Punggur, sedikit luar Kota Metro. Nah, Giyon adalah harapan keluarga. Anak tunggal pekebun kopi ini berangkat jauh dari Pulau Panggung, Tanggamus.
Masing-masing mereka; Leman, Pardin dan Giyon berangkat dari tiyuh-nya berkenalan di Stasiun Tanjungkarang dan menjadi sahabat karena kesukaannya ngupei di kedai sembari berbincang bagak. Warung Kopi menjadi awal petualangan Leman-Pardin-Giyon merenda mimpi. Bejuluk-lah jadi WARKOP-LPG.
Petualangan tiga-sekawan ini jelas akan dimulai dari menghormat kepada Patung Radin Inten II pinggir jalan dekat Terminal Ramayana. Keluar dari stasiun dan terminal, ketiganya akan mendongakkan dagu, menempelkan tangan di jidat khidmad menghormat. “Ini dia Pahlawan Lampung.. Saibatin!”
Giyon yang kebetulan Jawa tidak tulen adalah pusat sasaran bully sahabat-sahabatnya. Leman tentu saja istimewa. Berasal dari kampung nelayan, dia bersikeras mengaku-ngaku tidak bisa berenang. Sementara Pardin yang nyaris Lampung asli tentu saja berharga diri tinggi, piil pesenggiri adalah jalan hidupnya harga mati.
Galibnya anak-anak rantau, mereka kemudian tinggal di kos-kosan. Ibu Kos tambun bergaya nyonya jaman Belanda dengan suami kerempeng ceking penuh pikiran licik nan lugu. Tak tertinggal seorang pembantu rumah tangga. Walaupun ndeso serta pendiam, pastinya seksi juga bohai, namanya pun memikat, Gladys Aja.
Sebagai mahasiswa hidup mereka tentu penuh dengan kisah cinta. Selain Gladys yang tentu saja mewarnai hari, mahasiswi bule Finlandia yang satu kampus menjadi incaran dan impian ketiga meranai normal tersebut. Alicia –mereka mula menyangka namanya Ali Siapa?- tentu saja akan menciptakan gejolak hormon berlebih yang mereka punya membuncah-buncah. Ibarat kelinci-kelinci jantan birahi dengan satu betina sekandang, pacak dan dandan serta tentu saja gombal berbusa-busa.
Cerita akan dibangun dalam format sketsa per sketsa yang menceritakan kisah bagaimana mahasiswa asal kampung berusaha eksis di metropolitan seperti Bandarlampung. Kampus, Enggal Saburai, Mal juga tentu saja pusat hiburan rakyat mengisi hari-hari merenda kenangan menunggu uang bulanan.
Persoalan bukan hanya soal indekos semata, pembantu seksi rupanya bisa bunting! Walaupun sedikit tengil dan jahil, bunting-membuntingi bukanlah cita-cita mereka saat berangkat dari kampung dulu. Siapa yang burungnya bekerja? Penggemar berat Warkop-DKI mesti mengetahui.
Adegan penutup yang sangat signature Warkop-DKI akan diadaptasi dengan aroma Lampung. Alih-alih Pantai Pasir Putih, suasana hiburan komprehensif di Taman Wisata Lembah Hijau akan mewarnai cerita. Endingnya, Warkop-LPG dalam balutan busana wanita jejadian kuyup dijebur karena dikejar-kejar Polisi Pamong Praja tapi semuanya masih tertawa. Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang!
Demikian kisah Warkop-LPG ini dibuat. Teriakkan woooyyyyyy..!!
*) NB - mohon masukannya warei. Belon final nih ceritanya ...!!!
Judul: Warkop-LPG; Matei, Lu Lagi-Lu Lagi
Film ini dibuat untuk memperingati setahun Komunitas Stand-up Comedy Indonesia di Lampung
TOKOH UTAMA –
Sulaiman Jupri Tiangnegara alias Leman
Pachroedin Zakaria Pulung alias Pardin ZP
Sugiono alias Giyon
Merekalah WARKOP-LPG
Kisah ini adalah sebuah penghormatan –indeed a tribute- kepada Warkop-DKI yang menginspirasi banyak seniman Indonesia untuk berkarya. Semuanya kami mintakan kesediaan untuk TERIAKKAN WOOY, lucu nggak lucu, salam kembali!
Syahdan tiga meranai jak tiyuh berangkat ke Tanjungkarang karena bercita-cita menjadi mahasiswa. Cita-citanya jadi MAHASISWA! Sebagai perwakilan lulusan sekolahnya masing-masing, mereka mendapat beasiswa pemda untuk bersekolah di INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA di Lampung.
Leman adalah anak bungsu nelayan asal Palas, sebelah sana jauh Kalianda. Sementara Pardin ayahnya seorang polisi di Punggur, sedikit luar Kota Metro. Nah, Giyon adalah harapan keluarga. Anak tunggal pekebun kopi ini berangkat jauh dari Pulau Panggung, Tanggamus.
Masing-masing mereka; Leman, Pardin dan Giyon berangkat dari tiyuh-nya berkenalan di Stasiun Tanjungkarang dan menjadi sahabat karena kesukaannya ngupei di kedai sembari berbincang bagak. Warung Kopi menjadi awal petualangan Leman-Pardin-Giyon merenda mimpi. Bejuluk-lah jadi WARKOP-LPG.
Petualangan tiga-sekawan ini jelas akan dimulai dari menghormat kepada Patung Radin Inten II pinggir jalan dekat Terminal Ramayana. Keluar dari stasiun dan terminal, ketiganya akan mendongakkan dagu, menempelkan tangan di jidat khidmad menghormat. “Ini dia Pahlawan Lampung.. Saibatin!”
Giyon yang kebetulan Jawa tidak tulen adalah pusat sasaran bully sahabat-sahabatnya. Leman tentu saja istimewa. Berasal dari kampung nelayan, dia bersikeras mengaku-ngaku tidak bisa berenang. Sementara Pardin yang nyaris Lampung asli tentu saja berharga diri tinggi, piil pesenggiri adalah jalan hidupnya harga mati.
Galibnya anak-anak rantau, mereka kemudian tinggal di kos-kosan. Ibu Kos tambun bergaya nyonya jaman Belanda dengan suami kerempeng ceking penuh pikiran licik nan lugu. Tak tertinggal seorang pembantu rumah tangga. Walaupun ndeso serta pendiam, pastinya seksi juga bohai, namanya pun memikat, Gladys Aja.
Sebagai mahasiswa hidup mereka tentu penuh dengan kisah cinta. Selain Gladys yang tentu saja mewarnai hari, mahasiswi bule Finlandia yang satu kampus menjadi incaran dan impian ketiga meranai normal tersebut. Alicia –mereka mula menyangka namanya Ali Siapa?- tentu saja akan menciptakan gejolak hormon berlebih yang mereka punya membuncah-buncah. Ibarat kelinci-kelinci jantan birahi dengan satu betina sekandang, pacak dan dandan serta tentu saja gombal berbusa-busa.
Cerita akan dibangun dalam format sketsa per sketsa yang menceritakan kisah bagaimana mahasiswa asal kampung berusaha eksis di metropolitan seperti Bandarlampung. Kampus, Enggal Saburai, Mal juga tentu saja pusat hiburan rakyat mengisi hari-hari merenda kenangan menunggu uang bulanan.
Persoalan bukan hanya soal indekos semata, pembantu seksi rupanya bisa bunting! Walaupun sedikit tengil dan jahil, bunting-membuntingi bukanlah cita-cita mereka saat berangkat dari kampung dulu. Siapa yang burungnya bekerja? Penggemar berat Warkop-DKI mesti mengetahui.
Adegan penutup yang sangat signature Warkop-DKI akan diadaptasi dengan aroma Lampung. Alih-alih Pantai Pasir Putih, suasana hiburan komprehensif di Taman Wisata Lembah Hijau akan mewarnai cerita. Endingnya, Warkop-LPG dalam balutan busana wanita jejadian kuyup dijebur karena dikejar-kejar Polisi Pamong Praja tapi semuanya masih tertawa. Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang!
Demikian kisah Warkop-LPG ini dibuat. Teriakkan woooyyyyyy..!!
*) NB - mohon masukannya warei. Belon final nih ceritanya ...!!!
1 komentar:
thanks
Posting Komentar